Sabtu, 20 Desember 2014

Sesal

Wahai Pelita…
Aku tertegun mendengar gemercik air..
Setetes rindu mengalir tak kebayang
Hembusan nafas ini mulai memudar…

Wahai Senja…
Lukisan langit bercorak gemerlap
Ku menunggu sebuah angan
Angan yang terhempas tanpa arah dari sebuah harapan

Andai detik kembali semula
Raga terusik ingin kembali
Sesal, Sesal dan Sesal ditelan oleh waktu
Rasanya, seperti tertusuk ribuan duri

Hidup ini penuh dengan kesia-siaan
Tangan kakiku ini tak bisa meraba kejujuran
Mulutku ini terkunci gembok besi berkarat
Hanya tangisan malam menemaniku saat ini

Tak bisa lagi aku menikmati kokohnya hidup
Semua telah mengubah nasib diriku
Jujur, sang kunci utama
Agar tak menyesal kini dan nanti

Karya : Dyah Nurul Fikriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar